26 December 2009

SBY Belum Rencana Tertibkan Koalisi

Bogor - Dinamika politik dalam proses angket Century memperlihatkan adanya masalah dalam koalisi partai politik pendukung Presiden SBY dan Wapres Boediono. Namun belum ada rencana dari Istana untuk menertibkan koalisi.

Demikian dikatakan Jubir Kepresidenan Julian Aldrin Pasha saat ditanya soal kemungkinan penertiban koalisi parpol pendukung SBY-Boediono.

"Belum ada pembicaraan ke arah sana," ujar Julian di kediaman SBY, Cikeas, Bogor, Sabtu (26/12/2009).

Meski demikan, bukan berarti dinamika politik belakangan ini tidak menjadi perhatian Presiden SBY. Menurt Julian, apa yang menjadi tanggapan SBY adalah praktek politik seharusnya berjalan dengan tetap memperhatikan etika politik yang ada.

"Presiden intinya hanya menyampaikan agar etika politik diperhatikan. Bisa kan dilihat di dalam terminologi apa yang dimaksud dengan etika politik itu," pungkas Julian.


11 October 2009

PKS Tak Persoalkan PDIP dan Golkar Dapat Jatah Menteri

Jakarta - PDI Perjuangan dan Golkar dikabarkan akan mendapat jatah menteri di kabinet SBY-Boediono. PKS mengaku tidak keberatan jika SBY memberikan jatah menteri pada dua parpol yang menjadi lawannya selama pilpres tersebut.

"Silakan saja, bagaimana pak SBY menggunakan strategi dalam pemerintahan, " ujar Presiden PKS Tifatul Sembiring usai Rakernas PKS di Hotel Atlet Century Park, Senayan, Jakarta, Minggu (11/10/2009).

Tifatul mengaku bisa menerima keinginan SBY yang ingin membentuk strong government dengan cara merangkul semua kekuatan politik. Namun PKS masih yakin akan komitmen SBY yang akan menomorsatukan partai-partai koalisi dalam penyusunan kabinet.

"Kita tetap yakin komitmen dia pada seluruh partai koalisi tetap dia penuhi," jelasnya.

Tifatul pun menilai dukungan SBY saat Taufiq Kiemas menjadi ketua MPR, bukan berarti SBY juga mendukung PDIP bergabung ke kabinet. Begitu pula sikap SBY pada Partai Golkar.

"Kita tidak tahu itu. Itu strategi Pak SBY," pungkasnya.


Sumber : detik.com

12 September 2009

Pemred Tempo: Kalau Pak Susno Keberatan, Silakan Gunakan Hak Jawab

Jakarta - Pemred Majalah Berita Mingguan (MBM) Tempo Toriq Hadad tidak mempermasalahkan sikap Kabareskrim Komjen Pol Susno Duadji yang menulis surat kepada pemred-pemred media massa. Bila memang kecewa dengan pemberitaan Tempo, Susno diminta menggunakan hak jawab.

"Saya kira Pak Susno bisa menggunakan hak jawab sesuai UU yang berlaku. Silakan Pak Susno tulis surat pembaca ke Tempo," kata Toriq Hadad saat dihubungi detikcom, Sabtu (12/9/2009).



Toriq membantah Tempo tidak melakukan klarifikasi terhadap Susno atas tulisan Laporan Utama tentang kasus Bank Century itu. "Silakan dilihat sendiri, kami sudah mewawancarai Pak Susno," kata Toriq.

Toriq sudah mengetahui surat Susno yang ditujukan kepada para pemred media massa yang salah satunya berisikan protes terhadap Tempo. Namun, dia tidak mempermasalahkannya. "Ya gak apa-apa. Semua orang punya hak untuk menulis surat kepada siapa saja," kata dia.

Dalam Laporan Utama majalah Tempo, wawancara dengan Susno dimuat di jalaman 82. Wartawan Tempo mewawancarai Susno di sebuah restoran di Jalan Haji Agus Salim, Menteng, Jakarta Pusat, bersama beberapa wartawan media lain.

Dalam wawancaranya, Susno menjelaskan tentang keterlibatannya dalam proses pencairan dana milik Budi Sampoerna di Bank Century. Namun, Susno menegaskan tidak hanya mengurus dana Budi Sampoerna, tapi juga nasabah besar lainnya.

Susno membantah menerima bagian 10 persen atas proses pencairan uang itu. "Boro-boro. Saya malah yang mencarikan. Ongkos saya ke luar negeri juga belum diganti," ungkap Susno seperti ditulis Tempo.

29 August 2009

Malaysia Berniat Jadi Induk Budaya Melayu


Jakarta - Malaysia sudah membeli semua karya sastra dan budaya dari Kepulauan Riau dan Mentawai. Malaysia akan segera mendeklarasikan diri sebagai induk budaya Melayu.

"Hari ini Malaysia sudah membeli semua karya sastra dan budaya dari Kep Riau dan Mentawai. Indonesia nanti hanya bagian kecil induk budaya Melayu," ujar pegiat masyarakat nusantara Bondan Gunawan.

Bondan mengatakan itu dalam diskusi bertajuk 'Menjaga Bumi dan Budaya Indonesia' di Warung Daun, Jl Pakubuwono 10, Jakarta Selatan, Sabtu (29/8/2009).

Bondan menilai, langkah Malaysia yang membeli karya sastra dan budaya Indonesia dapat dikategorikan teror budaya. Malaysia telah mendeklarasikan perang budaya terhadap Indonesia.

"Apa yang harus kita lakukan marilah kita berpegang kepada Pancasila yang menyatukan persatuan nasional," sarannya.

Sumber : detik.com

15 July 2009

IBU HARUS MELINDUNGI


Catatan 9 Juli 2009

Catatan pertama tentang seharusnya begini, aku mulai dari cerita seorang ibu. Wanita yang telah mengandung kita selama 9 bulan. Wanita yang derajatnya 3 tingkat lebih tinggi dari ayah. Wanita yang di telapak kakinyalah surga kita berada. Wanita itu sangat istimewa, itulah ibu.

Mengingat ibu, mengingat tentang kebaikannya, ketulusannya, dan kehalusan sentuhan kasih sayangnya, selalu menyisakan rasa haru di dada. Apalagi kalau mengenang kebandelan kita ketika diberi nasehat, wejangan dan petuah yang baik. Mungkin karena tidak mengerti, tidak tahu, atau tahu tapi tidak mau tahu. Aku yakin betapa seringnya lidah ini melukai hatinya.


Ada kredo yang mengatakan “kasih ibu sepanjang masa” sangat terasa betulnya ucapan itu. Apalagi kalau ingat bagaimana Dia sering sekali melindungi aku, walaupun sudah benar-benar kenyataannya memang bersalah. Tidak jarang dia sering melindungi ketika bapak sudah mau marah besar. Ibu yang selalu menenangkan bapak untuk memberinya bahasa pengertian, sehingga lambat laun emosi bapak juga mereda…Ah aku tidak tahu bagaimana bila ibu tidak ada disampingku waktu itu. Yang pasti setelah selesai, dia bilang bahwa kesalahan itu jangan diulangi.

Oh iya tidak jarang ibu juga melakukan upaya preventif agar aku tidak kena marah duluan, biasanya dia dulu yang bilang “agak keras” sebagai cara untuk memarahiku. Hingga harapannya kesalahan itu tidak tercium bapakku, amanlah aku kalau begitu…..Ah alangkah baiknya ibuku. Bukan seperti ibu yang aku temui, sering memarahi anaknya di depan suaminya, hanya untuk suaminya tahu bahwa dia juga mendidiknya dengan baik, hanya ingin dilihat baik dimata suaminya….Untungnya ibuku ngga seperti itu….

05 July 2009

BUKANKAH BEGINI SEHARUSNYA???

Catatan 4 Juli 2009
Sengaja saya memulai judul tersebut dengan sebuah pertanyaan. Ketika banyak kejadian yang menimpa kita tidak sesuai harapan. Ketika keinginan dan harapan kadang tak linier dengan realita. Apalagi yang harus kita lakukan selain bertanya. Kenapa begini dan kenapa begitu itu pertanyaan yang akan muncul. Karena untuk bertanya harus berpikir . Karena setiap pertanyaan memerlukan jawaban. Dan untuk bisa menjawab harus merenung. Maka berpikir dan merenung..itulah kuncinya. Persis seperti pertanyaan Tuhan yang ditujukan kepada kita “apakah kamu tidak berpikir?”. Bagi saya inilah kualitas yang akan membedakan manusia satu dengan lainnya. Bukankah dengan berpikir pula kita pantas dijuluki dengan label Homo Sapien.

Bagi saya, kualitas hidup seseorang ditentukan dari seberapa hebat dia bisa menjawab semua pertanyaan dalam hidup. Tentu jawaban yang saya maksud bukan jawaban berupa verbal, tapi berupa action ketika menghadapi setiap kesulitan. Layakna anak sekolah, semakin tinggi kelasnya, maka akan semakin sulit pertanyaannya. Harus semakin berpikirlah untuk menjawabnya. Tapi tentu tidak semudah itu. Untuk bisa menjawab persoalan dengan baik. Pertanyaan yang munculpun jelas jangan yang biasa, agar tidak mudah terbaca.



Menurut saya, bagi kebanyakan orang, pertanyaan yang sulit akan hadir dari banyaknya dia mengalami hal-hal yang baru. Tak ubahnya seperti anak kecil yang bingung dan bertanya-tanya ketika dapat mainan baru. Biasanya dari hal-hal barulah kita banyak bertanya. Di kehidupan nyata bertemu hal baru dan keluar dari zona normal jelas memerlukan keberanian. Faktanya tidak semua orang berani keluar dari goa tempat dia bersemedi (zona nyaman). Banyak yang terjebak dalam istilah katak dalam tempurung. Mereka merasa mengetahui semuanya. Padahal dunia yang dia jalani hanya itu-itu saja. Kembali ke cerita diatas bahwa untuk bisa bertanya ,kita harus banyak menemui hal-hal baru.

Ada juga orang yang bisa membuat pertanyaan hidup tanpa harus melibatkan diri dalam hal baru. Bagaimana caranya??? Cukuplah dengan menjadi pengamat. Seseorang yang melihat sesuatu dari luar dunia yang sedang diamatinya. Contoh Mengamati kenapa banyak orang yang sudah berusaha sekuat tenaga, kerja keras banting tulang atau apapun istilahnya, tapi ternyata masih belum sukses juga. Masih banyak lagi pertanyaan mengenai hidup, mengapa hal ini begini dan mengapa kok jadi begitu. Perbendaharaan masalah yang semakin banyak dan semakin rumit, ketika dicoba untuk diselesaikan, mencari solusi, atau hanya sekedar mencari akar permasalah, jelas akan membuat kita berpikir keras, sehingga buah dari itu semua pemahaman dan pengertian kita dalam hidup semakin baik. Ditambah lagi kalau kita bisa menjadi bijaksana karenanya. Kan bisa dapat untung banyak….he3 kaya jualan aj.

Banyak hal yang mengganjal menjadi pertanyaan yang masih belum bisa terpecahkan. Besar harapan kalau blog ini akan menjadi media dan saksi bagaimana saya melihat hidup lebih dekat lagi. Berapa banyak pertanyaan yang bisa saya kumpulkan. Sedalam apa jawaban yang akan terbongkar dan tergali dari buah pikiran dan tindakan ini. Seberapa pantaskah jawaban itu bisa menjadi referensi banyak orang, ketika mereka dihadapkan dengan masalah yang saya. Atau paling tidak, mampukah jawaban itu bisa memuaskan dari pertanyaan yang muncul dibenak ini….Kita lihat saja nanti…….

25 June 2009

Survei LSI: JK Naik, SBY Turun, Mega Stagnan


JAKARTA, KOMPAS.com — Hasil survei elektabilitas pasangan capres-cawapres yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI), 15-20 Juni 2009, menunjukkan temuan yang dinamis. Mega-Prabowo cenderung stagnan, SBY-Boediono menurun, dan JK-Wiranto mengalami kenaikan jika dibandingkan survei LSI pada akhir Mei.


Kendati demikian, SBY-Boediono masih menempati posisi teratas dengan 67 persen, Mega-Prabowo (16 persen) dan JK-Wiranto (9 persen). Pada survei akhir Mei, SBY-Boediono meraih 70 persen, Mega-Prabowo (16,4 persen), dan JK-Wiranto (7 persen).

Pada rilis LSI dipaparkan, jika dibaca secara konservatif, dengan margin of error 2,8 persen, dukungan SBY-Boediono 64 persen. Kenaikan JK-Wiranto, jika dibaca secara optimistis, elektabilitasnya mencapai 12 persen. Sementara itu, Mega-Prabowo, dengan pembacaan optimistis dengan margin of error 2,8 persen, dukungannya pada waktu survei sebesar 19 persen.

Dengan penurunan 3 persen dari survei terakhir, pasangan SBY-Boediono akan memperoleh elektabilitas 64 persen jika penurunan tersebut terjadi secara linier. Pasangan JK-Wiranto, dengan sisa waktu sekitar 20 hari menjelang pemilu, jika dibaca secara optimistis, diprediksi akan memeroleh 20 persen suara. Sementara itu, pasangan Mega-Prabowo, dengan pembacaan optimistis juga diprediksi memperoleh suara yang relatif sama dengan JK-Wiranto, 20 persen.

Survei yang melibatkan 2.000 responden ini dipilih dengan teknik multistage random sampling. Sampel akhir yang dapat dianalisis sekitar 99,5 persen atau 1.989 responden. Margin of error +/- 2,8 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Metode survei dilakukan dengan wawancara tatap muka.

Sumber : kompas.com

22 June 2009


Paris - Warga 'kota cinta' Paris, terpikat oleh pertunjukan gamelan dan angklung Indonesia di kawasan Jardin du Luxembourg (Taman Luksemburg, red).

Pada sesi interaktif, mereka bahkan antre ingin memainkannya bersama-sama pemain gamelan Indonesia.

Pertunjukan yang digelar pada 21/6/2009 sebagai partisipasi dalam acara Fete de la Musique (Hari Musik Dunia) itu merupakan hasil kerjasama KBRI Paris dengan Restoran Indonesia Paris dan didukung oleh Perkumpulan Pelajar Indonesia (PPI) setempat.


"Pada umumnya warga Paris sangat mengapresiasi pertunjukan bernuansa tradisional Indonesia, yang sangat unik jika dibandingkan dengan pertunjukan-pertunjukan lainnya," Sekretaris III Pensosbud Gustaf Sirait kepada detikcom, Senin sore kemarin.

Indonesia sengaja mengambil lokasi di lingkungan Restoran Indonesia Paris, di kawasan Jardin du Luxembourg, yang berdekatan dengan salah satu pusat acara dan konsentrasi massa Fete de la Musique.

"Diharapkan partisipasi Indonesia semakin menggugah keingintahuan masyarakat Paris akan kekayaan budaya dan wisata Indonesia," demikian Gustaf.

Fete de la Musique merupakan festival musikal tahunan yang dicetuskan oleh Menteri Kebudayaan Perancis Jack Lang (1982) dan digelar setiap 21 Juni.

Festival ini mengambil bentuk pertunjukan dan konser tanpa dipungut biaya, yang menampilkan berbagai genre musik oleh artis dan musisi, baik amatir ataupun profesional di berbagai tempat publik, seperti di area gedung pemerintahan, taman, dan jalan-jalan.

Sejak awal penyelenggaraannya, festival ini sukses sebagai sarana efektif bagi semua orang untuk mengekspresikan diri dalam berbagai jenis musik. Sekarang, festival ini telah menyebar ke lebih dari 100 negara di dunia.


Sumber : detik.com

06 June 2009

Guntur: Marhaenisme Bisa Hancurkan Neoliberalisme


Karawang - Putra sulung Bung Karno, Guntur Soekarnoputra menyatakan paham neoliberalisme yang merugikan rakyat bisa dikalahkan oleh paham marhaenisme yang diajarkan Bung Karno. Guntur mengimbau warga Indonesia agar memegang teguh ajaran Bung Karno.

"Hakekat marhaenisme adalah gotong royong yang bisa menghancurkan paham neoliberalisme dan kapitalisme. Hanya inilah yang diwariskan oleh bUng Karno sepanjang massa," kata Guntur.


Hal itu disampaikan Guntur saat orasi politik di depan sekitar 100 ribu orang di acara peringatan Hari Ulang Tahun ke-108 Bung Karno di Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat, Sabtu (6/6/2009).

Menurut Guntur, ajaran marhaenisme adalah praktek ekonomi kerakyatan sosialisme di Indonesia. Paham marhaenisme merupakan paham yang dianut oleh orang yang tertindas seperti kaum buruh, petani dan nelayan.

"Kalau RI ingin berdiri tegak pegang teguh ajaran Bung Karno yaitu ideologi marhaenisme," tegas Guntur.
Suber : detik.com

01 June 2009

Awas Anas!!!

Oleh Pepih Nugraha

(kompasiana.com) Sengaja saya memberi judul seperti di atas, Awas Anas!!!, semata untuk menarik perhatian pembaca saja. Tidak juga dimaksudkan menggiring pembaca untuk memahami kalimat seru itu ke arah konotasi negatif. Saya akan bercerita mengenai sebuah nama yang perlu dicermati langkahnya dalam pentas politik saat ini sampai lima tahun ke depan: Anas Urbaningrum!

Kalau Anda jeli melihat televisi, akhir-akhir ini Anas sering tampil mewakili Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) baik selaku ketua dewan pembina Partai Demokrat (PD), mewakili PD itu sendiri, atau bahkan mewakili pribadi SBY. Siapapun yang boleh tampil atau tidak boleh tampil di pentas media massa nasional, tidak lepas dari setting interen partai atau bahkan preferensi SBY sendiri. Yang jelas, Anas akhir-akhir ini dominan tampil, menenggelamkan para pentolan partai lainnya, termasuk ketua umum partai Hadi Utomo, dan bahkan Andi Mallarangeng sendiri selaku sesama ketua partai.

Mengapa Anas?

Itu pertanyaan saya yang harus saya jawab sendiri.

Perkenalan saya selaku jurnalis dengan Anas Urbaningrum terjadi tahun 1997 ketika ia terpilih sebagai Ketua PB Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Kebetulan pula, selain meliput partai-partai politik, saya juga mengikuti perkembangan ormas-ormas pemuda dan mahasiswa seperti KNPI, GMNI, PMKRI, dan tentu saja HMI. Saat pelantikan “kabinet HMI Anas”, saya juga hadir, sebuah “kabinet” yang saat itu terlalu bengkak dibanding ketua PB HMI sebelumnya, Taufik Hidayat. Rupanya Anas ingin mengakomodir berbagai kepentingan di “kabinet”-nya saat itu, bukan semata-mata pemborosan sumber daya manusia!

Persinggungan saya dengan Anas, pria kelahiran Blitar, Jawa Timur, 15 Juli 1969 itu saat kami sama-sama pergi ke Finlandia pada pertengahan tahun 1999, meliput proses Pemilu di negeri “Atap Eropa” itu. Selain saya dan Anas, berangkat juga Andi Mallarangeng, Eep Saefulloh Fatah, dan Muhaimin Iskandar. Dari situ saya tahu kapasitas Anas: brilian dalam berdiskusi perihal kebangsaan!

Lama saya tidak bertemu dengan lulusan S1 Fisip Unair 1992 dan Magister Ilmu Politik UI 2000, sampai kemudian saya melihat Anas sudah “menjadi orang” di pentas politik nasional. Terkhir saya bertemu Anas saat yang bersangkutan diuji di Komisi II DPR untuk menjadi anggota KPU, dan berhasil, sampai kemudian dia keluar dari KPU dan merapat ke PD. Anas terjun ke kancah politik praktis!

Kembali… Mengapa Anas?

Saya melihat, tidak sembarang SBY memajukan dan memberi panggung kepada Anas melebihi politisi-politisi lainnya di PD, termasuk “putra mahkota”-nya sendiri, Edhie Baskoro (Ibas). Apa sesungguhnya setting yang diperuntukkan bagi Anas baik oleh PD maupun SBY?

Pertama, Anas sudah pasti lolos dan melenggang ke Senayan sebagai anggota Dewan dari Dapil IV Jawa Timur mewakili PD. Selesaikah tugas Anas hanya semata menjadi anggota Dewan? Menurut saya tidak. Anas tidak semata selesai menjadi anggota Dewan atau “sekadar” ketua komisi bidang politik (Komisi II). Dalam pandangan saya, Anas di-setting Fraksi Demokrat sebagai Ketua DPR menggantikan Agung Laksono dari Golkar!

Realistiskah? Mengapa tidak!

Sebagai pemenang Pemilu Legiskatif 2009, wajar kalau PD lewat fraksinya di Dewan merebut kursi Ketua DPR. Maka, bakal ramailah kelak pemilihan memperebutkan Ketua Dewan ini. Lalu mengapa harus Anas? Saya share dengan pembaca, siapa kiranya politisi dari PD yang melebihi popularitas, kapabilitas dan kapasitas Anas? Maaf harus saya katakan, sampai saat ini saya tidak pernah tahu siapa Ketua Umum PD, kecuali googling terlebih dahulu! Lantas siapa lagi politisi di PD yang se-cool Anas dalam menjawab setiap pertanyaan pers dan dalam memahami setiap persoalan tingkat tinggi?

Memasang Anas sebagai Ketua DPR akan berarti pula terjadi pemecahan rekor sebagai Ketua DPR RI termuda, yakni saat berusia 40 tahun! Prestis sekaligus prestasi tersendiri bagi PD. Memang DPR punya Muhaimin Iskandar (PKB) yang juga politisi muda, tetapi itu ‘kan “hanya” Wakil Ketua!

Sebagai pemenang Pemilu, PD harus “mengamankan” jalannya parlemen agar selalu diupayakan mendukung atau sejalan dengan kebijakan pemerintah, dengan asumsi tentu saja SBY yang menjadi presidennya. Di mata saya, Anas sebagai politisi yang sudah teruji di organisasi-organisasi sebelumnya, akan bisa “mengamankan” jalannya Senayan yang sering panjang dan berliku dalam menyelesaikan satu persoalan!

Kedua, Anas bisa saja di-setting sebagai menteri, yakni Menpora menggantikan Adhyaksa Dault. Sepertinya dengan mudah SBY nanti menempatkan Anas di sini karena kapasitas dan kapabilitasnya. Tetapi menempatkan Anas di posisi ini rasanya kurang menguntungkan dan kurang strategis bagi PD maupun SBY. Yang diperlukan siapapun dari seorang Anas adalah tindakan taktis-praktis terkait mesin organisasi, juga pemikirannya yang bernas!

Ketiga, jika sudah tertempa sebagai Ketua DPR periode 2009-2014, saya melihat saat Pilpres 2014 nanti dimana Anas sudah berusia 45 tahun dan cukup matang, ia siap-siap menjadi kandidat Presiden RI 2014. Perhitungannya sederhana saja. SBY terpagari konstitusi yang hanya membolehkan presiden dua periode saja. Pada Pilpres 2014, SBY tidak bisa mencalonkan diri lagi.

Pertanyaannya, siapa calon Presiden 2014 dari PD?

Tentu saja bukan ketua umumnya yang sekarang. Memajukan tokoh muda yang sudah teruji sebelumnya dalam mengelola konflik mahatinggi di DPR, apalagi tokoh itu juga sudah berhasil merebut kursi ketua umum partai, adalah suatu keniscayaan.

Dan, tokoh itu tidak lain Anas Urbaningrum.

Sumber : bunganas.com


31 May 2009

NEO-INDONESIA


Ketika reformasi bergulir kencang tahun 1998, yang dicita-citakan amat jelas. Meski rumusannya beragam, jalannya cenderung “bongkar dulu”, kekuatan reformasi yang tersebar, strategi pencapaian yang belum rinci, di kedalaman cita-cita itu berujung pada kata “Indonesia baru”, yakni Indonesia yang lebih baik : demokratis, adil dan sejahtera.

Rakyat sudah kehilangan kepercayaan kepada sistem politik otoritarian, sistem ekonomi yang tidak adil karena perselingkuhan kekuasaan dengan bisnis, sistem hukum yang tidak berjalan dan koruptif, kesenjangan kemakmuran, dan sebagainya. Rakyat memimpikan Indonesia yang dicita-citakan, Indonesia yang bisa menjadi “rumah besar” yang aman dan nyaman bagi semua, Indonesia for all. Eksistensi dan kemajuan Indonesia musti mendatangkan faedah secara adil bagi seluruh rakyat, dan itulah yang selanjutnya menjadi penyangga dan sekaligus turbin penggerak bagi kemajuan Indonesia selanjutnya, terus-menerus, tanpa henti.

Yang acapkali sebagian kita kurang sadar adalah bahwa membangun “Indonesia baru” tidak bisa seperti Bandung Bondowoso membangun Candi Sewu untuk Loro Jonggrang. Tidak bisa juga seperti tanam padi, tanam sayur dan tanam jagung. Tamsilnya mirip tanam kelapa atau pohon jati. Butuh waktu yang tidak pendek, butuh proses dan menghajatkan tahapan-tahapan yang berkelanjutan. Rumus sosiologis pergerakan masyarakat dan bangsa tidak bisa dinafikan.

Itulah yang sudah dilewati oleh Indonesia, sepuluh-sebelas tahun terakhir. Masa Presiden Habibie jelas telah menanamkan saham yang besar. Jaman Presiden Abdurrahman Wahid telah memberikan kontribusi penting. Periode Presiden Megawati Soekarnoputri juga memproduksi kemajuan yang lumayan. Perjalanan pemerintahan Presiden SBY telah berhasil membangun pondasi yang kuat dan tepat lokasi untuk “rumah masa depan”, yakni “Indonesia baru” itu.

Segalanya mengalami pembaruan dan kemajuan. Ada yang berjalan cepat dan ada pula yang masih perlu didorong dengan keras. Keamanan dan ketertiban publik makin baik. Penegakan hukum dan pemberantasan korupsi makin nyata. Kemajuan ekonomi bukan saja mampu menjaga momentum pertumbuhan, tetapi juga berhasil menekan angka kemiskinan dan pengangguran. Ketahanan pangan mulai terbangun dengan cukup meyakinkan. Demokrasi dan kebebasan tumbuh dan mekar dengan ukuran-ukuran yang makin relevan. Martabat dan peran internasional Indonesia makin pulih dan bahkan cenderung meningkat. Dan banyak lagi yang bisa kita sebut. Artinya, jalan menuju “Indonesia baru”, sebagaimana dicita-citakan reformasi 1998, sudah pada lintasan yang tepat. Tinggal dilanjutkan dan didorong lebih akseleratif.

Yang justru musti kita perbarui adalah tradisi kompetisi politik. Ini soal budaya kompetisi dan mentalitas. Terus terang, ini penting. Agar tatanan baru, jalan baru dan pergerakan baru menuju Indonesia yang kita cita-citakan, juga diikuti dan bahkan ditopang oleh mentalitas dan kultur politik baru yang dewasa dan demokratis. Kita harus dengan sadar “memuseumkan” cara-cara kompetisi politik lama yang ketinggalan jaman. Dendam, permusuhan, pembunuhan kharakter, fitnah, hanya siap menang, kasar, suka kekerasan, dan sejenisnya adalah stok lama yang sudah harus ditarik dari pasar politik demokrasi modern. Sudah old fashion dan bahkan kontraproduktif.

Kita masih ingat dengan cara Orde Baru yang rajin melakukan labelisasi untuk pihak-pihak yang dinilai sebagai “musuh” stabilitas. Istilah “ekstrim kanan” dan “ekstrim kiri” sangat populer dan efektif waktu itu. Itulah cara Orde Baru untuk mencitrakan bahwa adanya ancaman kelompok-kelompok yang membahayakan negara dan rakyat.

Di jaman demokratis, jaman baru, perjalanan menuju “Indonesia baru” sekarang ini, apakah kita justru akan menjadi murid politik labeling khas Orde Baru? Secara tidak sadar, labelisasi seperti “neolib”, menunjukkan belum terjadinya transformasi mentalitas dan kultur politik baru yang demokratis.

Jalan menuju “Indonesia baru” akan lebih lempang jika mental politik kita juga diperbarui. Kompetisi dilakukan dengan mengutamakan tawaran substansi, kebijakan, platform, program, agenda kerja dan langkah-langkah yang nyata. Itulah yang musti disosialisasikan sebagai materi kampanye. Bukan hal-hal yang sumir dan manipulatif. Bahkan sangat baik jika diperdebatkan secara terbuka dan habis-habisan. Tidak cukup dengan agenda debat yang disediakan oleh KPU. Itu baru neo-Indonesia. Wallahu a`lam

Sumber : bunganas.com

28 May 2009

Daftar Klub Juara Eropa

Roma - Barcelona jadi juara Liga Champions 2008-09 usai menundukkan Manchester United 2-0, Kamis (28/5/2009) dinihari WIB. Berikut hasil pertandingan final European Cup/Champions League semenjak 1955-56.

Tanggal-Tempat-Juara-Runner-up
1956 Paris Real Madrid 4 Stade Reims 3
1957 Madrid Real Madrid 2 Fiorentina 0
1958 Brussels Real Madrid 3 AC Milan 2
(setelah extra time)
1959 Stuttgart Real Madrid 2 Stade Reims 0
1960 Glasgow Real Madrid 7 Eintracht Frankfurt 3
1961 Berne Benfica 3 Barcelona 2
1962 Amsterdam Benfica 5 Real Madrid 3
1963 London AC Milan 2 Benfica 1
1964 Vienna Inter Milan 3 Real Madrid 1
1965 Milan Inter Milan 1 Benfica 0
1966 Brussels Real Madrid 2 Partizan Belgrade 1
1967 Lisbon Celtic 2 Inter Milan 1
1968 London Manchester United 4 Benfica 1
(setelah extra time)
1969 Madrid AC Milan 4 Ajax Amsterdam 1
1970 Milan Feyenoord 2 Celtic 1
(setelah extra time)
1971 London Ajax Amsterdam 2 Panathinaikos 0
1972 Rotterdam Ajax Amsterdam 2 Inter Milan 0
1973 Belgrade Ajax Amsterdam 1 Juventus 0
1974 Brussels Bayern Munich 4 Atletico Madrid 0
(setelah imbang 1-1)
1975 Paris Bayern Munich 2 Leeds United 0
1976 Glasgow Bayern Munich 1 St Etienne 0
1977 Rome Liverpool 3 B Moenchengladbach 1
1978 London Liverpool 1 Club Bruges 0
1979 Munich Nottingham Forest 1 Malmo FF 0
1980 Madrid Nottingham Forest 1 Hamburg SV 0
1981 Paris Liverpool 1 Real Madrid 0
1982 Rotterdam Aston Villa 1 Bayern Munich 0
1983 Athens Hamburg SV 1 Juventus 0
1984 Rome Liverpool 1 AS Roma 1
(Liverpool menang 4-2 di babak adu penalti)
1985 Brussels Juventus 1 Liverpool 0
1986 Seville Steaua Bucharest 0 Barcelona 0
(Steaua menang 2-0 di babak adu penalti)
1987 Vienna Porto 2 Bayern Munich 1
1988 Stuttgart PSV Eindhoven 0 Benfica 0
(PSV menang 6-5 di babak adu penalti)
1989 Barcelona AC Milan 4 Steaua Bucharest 0
1990 Vienna AC Milan 1 Benfica 0
1991 Bari Red Star Belgrade 0 Olympique Marseille 0
(Red Star menang 5-3 di babak adu penalti)
1992 London Barcelona 1 Sampdoria 0
(setelah extra time)
1993 Munich Olympique Marseille 1 AC Milan 0
1994 Athens AC Milan 4 Barcelona 0
1995 Vienna Ajax Amsterdam 1 AC Milan 0
1996 Rome Juventus 1 Ajax Amsterdam 1
(Juventus menang 4-2 di babak adu penalti)
1997 Munich Borussia Dortmund 3 Juventus 1
1998 Amsterdam Real Madrid 1 Juventus 0
1999 Barcelona Manchester United 2 Bayern Munich 1
2000 Paris Real Madrid 3 Valencia 0
2001 Milan Bayern Munich 1 Valencia 1
(Bayern menang 5-4 di babak adu penalti)
2002 Glasgow Real Madrid 2 Bayer Leverkusen 1
2003 Manchester AC Milan 0 Juventus 0
(AC Milan menang 3-2 di babak adu penalti)
2004 Gelsenkirchen Porto 3 Monaco 0
2005 Istanbul Liverpool 3 AC Milan 3
(Liverpool menang 3-2 di babak adu penalti)
2006 Paris Barcelona 2 Arsenal 1
2007 Athens AC Milan 2 Liverpool 1
2008 Moscow Manchester United 1 Chelsea 1
(Manchester United menang 6-5 di babak adu penalti)
2009 Roma Barcelona 2 Manchester United 0

* kompetisi berubah format menjadi Liga Champions tahun 1992 ( krs / roz )

*) Sumber : detik.com

26 May 2009

PKB, PPP dan PAN Dianggap Berkhianat Jika Hak Angket DPT Sukses


Jakarta - Partai peserta koalisi yang mendukung SBY-Boediono dalam Pilpers 2009 ramai-ramai mendukung pengajuan hak angket atas Daftar Pemilih Tetap (DPT) dalam Pemilu Legislatif 2009 yang dianggap amburadul. PAN, PKB dan PPP secara mengejutkan mendukung langkah PDIP dan Golkar yang menggagas hak angket tersebut.

Menurut pengamat politik dari Universitas Indonesia, Arbi Sanit, jika hak angket ini nantinya sukses mengarah bahwa amburadulnya DPT adalah tanggung jawab pemerintah, berarti PKB, PPP dan PAN berkhianat kepada Demokrat.

"Kalau partai peserta koalisi sekarang (PKB, PAN, PPP) setuju membelokkan kesalahan ke pemerintah, berarti mereka berkhianat kepada koalisi," kata Arbi Sanit kepada detikcom, Rabu (27/5/2009).

Namun menurut Arbi, jika dalam hak angket ini kesalahan diarahkan kepada KPU, maka partai-partai pendukung hak angket peserta koalisi dianggap tidak berkhianat.

"Tetapi persoalannya DPT kan tugas KPU. Pemerintah cuma memberi bahan saja. KPU nggak seharusnya menelan bulat daftar yang diberikan pemerintah. Harusnya diperbaiki dan disempunakan," ujarnya.

"Dan itu tanggung jawab KPU. KPU kan yang membuat daftar itu. Jadi nggak tepat kalau kesalahan dijatuhkan ke pemerintah," imbuh pria yang biasa menguncir rambutnya tersebut.

Apakah ini bisa dibilang kesuksesan PDIP bisa meyakinkan partai-partai lain untuk menyepakati hak angket ini? "Jadi sebenarnya, ini adalah bagaimana manipulasi dilakukan oleh PDIP atas isu ini sehingga partai lain sama-sama merasa dirugikan dengan DPT. Yang tidak terdaftar sebenarnya ada juga dari Demokrat," jelas Arbi.

"Sejauh ini PDIP sukses membuat asumsi bahwa partai-partai lain dirugikan oleh DPT," tandasnya.

Selasa 26 Mei kemarin, secara alot rapat paripurna DPR akhirnya menyepakati hak angket DPT dalam Pemilu Legislatif 2009. Cuma Fraksi Demokrat dan PKS saja yang tidak setuju.

25 May 2009

Adu Strategi Para Pensiunan Jenderal


Jakarta - Para purnawirawan jenderal ramai-ramai menjadi tim sukses pasangan capres-cawapres. Para mantan jenderal ini akan adu strategi dan tenaga untuk memenangkan jagoan mereka dalam pilpres.

Sejumlah pensiunan perwira tinggi menemui JK, Senin (25/5/2009). Mereka membentuk tim sukses yang dinamakan Tim Garuda. Mantan Aspam KSAU Marsdya Purn Basri Sidehabi menjadi ketua Tim Garuda. Sementara sejumlah nama seperti mantan KSAL Laksamana Purn Bernard Kent Sondakh, Mantan KSAD Jenderal Purn Subagyo HS, Mantan Wakasad Letjen (Purn) Sumarsono, menjadi penasihat Tim Garuda. Ada juga Jenderal TNI (Purn) Fahrul Rozi, mantan Kapolri Jenderal Pol (Purn) Chaeruddin.

"Tim Garuda ini untuk mengimbangi kehandalan permainan politik para purnawirawan yang ada di kubu capres lainnya," ujar Jubir Tim Sukses JK-Wiranto Yuddy Chrisnandi kepada detikcom, Senin (25/5/2009).

Yuddy yakin, kubu lawan telah siap dengan strateginya masing-masing. Pihaknya pun tidak mau kecolongan. Mantan Jenderal harus dihadapi dengan mantan jenderal.

"Tapi kita akan melakukan kampanye dengan cara yang santun. Kita tidak akan melakukan black campaign," jelasnya.

Di Kubu SBY-Boediono ada sejumlah nama. Mantan KSAU Marsekal Purn Djoko Suyanto menjadi wakil ketua tim sukses pemenangan pasangan incumbent ini. Ada juga Mantan KSAU, Marsekal Purn Herman Prayitno dan Mantan Kapolri Jenderal Purn Sutanto.

Sementara di Kubu Megawati-Prabowo, tidak kalah kuat. Ada Mantan Dan Sesko TNI Mayjen Purn Theo Syafei, Mantan Danjen Kopassus Muchdi PR dan Letjen Purn M Jasin.

*) Sumber : detik.com

19 May 2009

Wow, Tajirnya Capres-capres Kita

Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi baru saja selesai mengklarifikasi laporan kekayaan calon presiden. Inilah sebagian hasil pengumuman sementara kekayaan mereka.

Harta kekayaan SBY bertambah antara 15-20 persen dari Rp 7,144 miliar yang dilaporkan per 2007. Penambahan ini akibat sebagian asetnya mengalami kenaikan nilai.

Jika diperkirakan kenaikannya 20%, maka aset SBY bertambah sekitar Rp 1,428 miliar. Diprediksi total jumlah kekayaan SBY mencapai Rp 8,572 miliar.

Bagaimana dengan capres Golkar, Jusuf Kalla. Tim KPK mencatat, total kekayaan JK mencapai Rp 300 miliar. Menurut KPK, komponen terbesar pendongkrak kekayaan JK berasal dari sahamnya.

"Di atas 50 persenlah," kata Direktur Gratifikasi KPK Lambok Hutahuruk di kediaman JK, Jl Diponegoro, Jakarta, Selasa (19/5/2009) lalu.

Jumlah sebanyak itu meliputi sekitar 10-13 akta perusahaan. Tahun 2007 lalu, JK melaporkan kekayaannya sekitar Rp 253 miliar.

Kekayaan Megawati Soekarnoputri, berdasarkan data Komisi Pemeriksa Kekayaan Pejabat Negara (KPKPN) 2005, sebanyak Rp 105,8 miliar. Meski belum resmi diumumkan, harta kekayaan Mega diperkirakan meningkat akibat nilai jual objek pajak (NJOP) rumahnya di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat.

"Dari nilai objek pajak, semula yang dilaporkan pihak Ibu Mega ada tambahan, (jadi) Rp 60 miliar," ujar Direktur Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Muhammad Sigit di kediaman Mega.

Menurut Sigit, untuk aset kendaraan bermotor Mega juga bertambah sebanyak 6 buah. Secara keseluruhan, menurut Sigit, ada 31 item harta tidak bergerak dan 33 item harta bergerak. ( mok / did )

*) Sumber detik.com

16 May 2009

MU Bakal Segera Salip Liverpool


Arya Perdhana - detiksport
Reuters
Manchester - Manchester United akan menyamai jumlah gelar juara Liga Inggris yang dikumpulkan Liverpool. Tetapi buat apa memikirkan tentang menyamai, bila MU bisa melewati rekor itu?

Satu poin. Itulah yang dibutuhkan MU dari laga melawan Arsenal untuk memastikan diri sebagai juara Liga Inggris, Sabtu (16/5/2009). Bukan hal yang sangat sulit seharusnya.

Bila sukses merebut gelar juara musim ini, MU akan merebut titel ke-18 mereka. Koleksi 'Setan Merah' ini menyamai rekor Liverpool yang sebelumnya sendirian di puncak pengumpul gelar Liga terbanyak.

"Saya tidak ingin menyamai siapapun. Saya pikir kami harus melihat diri kami sendiri dan tim ini harus maju sedikit lebih baik," ujar manajer MU Sir Alex Ferguson seperti dikutip situs klub.

Maksud dari pernyataan Fergie adalah, MU belum cukup puas dengan bisa menyamai Liverpool. Dengan kekuatan yang mereka miliki sekarang ini, Fergie yakin The Red Devils bakal lebih baik.

"Mereka bisa terus melaju dan merebut lima titel lagi. Ini lebih menyenangkan buat saya dan hal itu lebih berkesan bagi saya ketimbang menyamai rekor orang lain," imbuh manajer asal Skotlandia itu.

"Skuad ini masih cukup muda untuk memenangi lebih banyak gelar dan semoga saja mereka bisa melakukannya," tuntas Ferguso

*) Sumber detiksport.com

15 May 2009

Penetapan Perolehan Kursi DPR Disahkan KPU


Didi Syafirdi - detikPemilu


Jakarta - Setelah mengundang polemik cukup lama akhirnya Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengesahkan penetapan perolehan kursi tiap-tiap partai politik yang lolos Parliamentary Treshold (PT) 2,5 persen. Surat Keputusan (SK) mengenai perolehan kursi pun sudah ditanda tanggani.

"(SK) sudah ditanda tangani kemarin," ujar Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary kepada wartwan di Gedung KPU, Jl Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Jumat (15/5/2009).

SK KPU Nomor: 259/Kpts/KPU/TAHUN 2009 berisi tentang Penetapan Perolehan Kursi Partai Politik serta Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Dalam Pemilihan Umum Tahun 2009.

SK yang diperoleh detikcom ditandatangani oleh Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary namun tidak terdapat tanggal penetapan SK hanya bulan dan tahun saja yang tercantum. Dengan ditandanginya SK ini maka resmi sudah penetapan perolehan kursi yang ditetapkan oleh KPU.

Dalam SK tersebut juga tidak dicantumkan perolehan kursi parpol perdapil tetapi perolehan jumlah total kursi dan prosentase kursi yang diperoleh oleh tiap-tiap parpol. Sebelumnya sempat terjadi polemik menyangkut penetapan kuris. Saat diumumkan tanggal 9 Mei 2009 lalu KPU belum menandatanganinya sehingga penetapan tersebut belum memiliki kekuatan hukum mengikat.

Berikut perolehan kursi tiap parpol berdasarkan hasil validasi KPU:

1 Partai Demokrat 150 (sebelumnya 148)
2 Partai Golkar 107 (sebelumnya 108)
3 PDIP 95 (sebelumnya 93)
4 PKS 57 (sebelumnya 59)
5 PAN 43 (sebelumnya 42)
6 PPP 37 (sebelumnya 39)
7 PKB 27 (sebelumnya 26)
8 Gerindra 26 (sebelumnya 30)
9 Hanura 18 (sebelumnya 15)

*) Sumber detik.com

11 March 2009

Ujian Anda adalah pada Titik Mana Anda Lemah

Hidup adalah serangkaian ujian. Barang siapa memutuskan untuk melajutkan hidup itu artinya ia telah memutuskan untuk menempuh ujiannya. Ujian hidup layaknya angin, dan kita adalah pohon. Semakin tinggi sebatang pohon maka akan semakin kencanglah angin yang meniupnya. Soal-soal dalam ujian hidup adalah layaknya sebuah test terkomputerisasi yang akan secara otomatis menaikkan tigkat kesulitan soal setiap kali anda berhasil menyelesaikan satu soal dengan benar. Begitulah, hidup adalah ujian tanpa henti. Semakin bagus kualitas anda, maka akan semakin berat ujian yang akan anda hadapi.


Hidup adalah serangkaian ujian. Barang siapa memutuskan untuk melajutkan hidup itu artinya ia telah memutuskan untuk menempuh ujiannya. Ujian hidup layaknya angin, dan kita adalah pohon. Semakin tinggi sebatang pohon maka akan semakin kencanglah angin yang meniupnya. Soal-soal dalam ujian hidup adalah layaknya sebuah test terkomputerisasi yang akan secara otomatis menaikkan tigkat kesulitan soal setiap kali anda berhasil menyelesaikan satu soal dengan benar. Begitulah, hidup adalah ujian tanpa henti. Semakin bagus kualitas anda, maka akan semakin berat ujian yang akan anda hadapi.

Seperti layaknya ujian atau test-test yang pernah anda ikuti, ujian hidup juga merupakan suatu upaya untuk mengetahui level atau kualitas seseorang. Serangkain ujian sepanjang hayat yang kita tempuh di dunia ini tidak lain merupakan suatu upaya untuk menentukan posisi kita kelak di akhirat. Untuk alasan itulah Allah menciptakan surga dengan berbagai tingkatannya sendiri-sendiri. Dan sangat tidak adil rasanya jika surga itu sama dan tidak ada tingkatan-tingkatannya. Dengan sangat terencana Allah telah memberi peluang kepada setiap orang untuk bisa memasuki semua tipe surga yang ada. Siapa pun dia, tidak peduli status sosial apapun, dia bisa mendapatkan surga apa pun yang diinginkannya.

Menghadapi ujian hidup yang berat terkadang manusia merasa bahwa sangat banyak terjadi ketidakadilan yang dilakukan oleh Tuhan dalam menguji mahluknya. Terkadang kita melihat seseorang diuji dengan suatu ujian yang sangat hebat. Penderitaan yang mungkin hanya dia saja yang mampu bertahan didalamnya. Mungkin saja anda merasa ujian untuk anda terlalu berat, sementara ada orang lain yang seperti tidak pernah benar-benar diuji oleh Tuhan. Mungkin anda diuji dengan kemiskinan, kehidupan yang sulit, kehilangan-kehilangan orang yang dicintai, dan sebagainya. Ujian anda silih berganti tanpa henti-henti. Sementara anda melihat ada orang lain yang kehidupannya kelihatannya mulus-mulus saja. dilahirkan dalam keluarga yang sejahtera, hidup dalam kecukupan, berhasil meraih capaian-capaian hidup dengan mudah. Pendeknya ia tidak merasakan penderitaan seperti yang anda rasakan. Lalu anda bertanya, dimana letak keadilan Tuhan itu.

Ayolah, anda bisa melihat dari sisi yang lain. Perhatikan bahwa anda adalah orang yang diistimewakan oleh Tuhan. Dia tahu bahwa anda adalah orang yang sangat kuat. Bukankah Allah menguji sseseorang tidak diluar kemampuannya? Dan… bang! Anda bisa bangga sekarang, ternyata anda baru menyadari bahwa anda adalah orang yang kuat. Bayangkan jika ujian yang dipaketkan untuk anda tiba-tiba dialihkan kepada orang yang anda cemburui tersebut. sampai titik mana dia akan bertahan untuk tidak gila atau bunuh diri? Tapi anda bisa bertahan menghadapinya bukan?

Sadarilah benar-benar bahwa Allah menguji sesuai kemampuan ummatnya. Dan untuk memberi efek ujian yang sama tidak mesti dengan porsi ujian yang sama pula. Renungkan, seorang anak yang berasal dari keluarga berada dan berkecukupan yang selalu terbiasa mendapatkan segala sesuatunya dengan mudah, ia akan merasa sangat susah dan terpukul ketika menghadapi situasi yang mungkin bagi anda adalah makanan sehari-hari. Coba saja, dengan memberinya ujian hidup semisal kehilangan seorang teman baiknya saja sudah akan membuat ia sedih dan susah berkepanjangan. Sedangkan, untuk membuat anda sedih dan susah berkepanjangan dibutuhkan kehilangan yang lebih besar lagi. Misalnya kehilangan anggota keluarga. Karena Allah tahu anda orang yang kuat dan dia orang yang lemah. Untuk memberi efek yang sama, sekali lagi tidak mesti diperlukan porsi ujian yang sama pula.

Satu hal yang harus kita ingat dan sadari benar-benar, adalah bahwa Tuhan akan menguji kita tepat di titik dimana kita lemah. Ya, tentu saja begitu. Karena begitulah hakikatnya ujian. Alangkah tidak validnya suatu test jika soal yang diberikan adalah soal-soal yang sudah pasti bisa dijawab dengan benar. Dalam sekolah kehidupan, seorang pelajarnya sedang dipersiapkan untuk menguasai semua mata pelajaran dengan baik. Jika ia sudah menguasai pelajaran matematika dengan baik, maka ia tidak perlu digenjot lagi dalam mata pelajaran tersebut. sementara mata pelajaran lain yang ia belum lulus test, maka pembelajaran akan lebih diperbanyak di sana. Terus-menerus diberi pembelajaran dan diuji sampai ia berhasil lulus. Kalau sudah lulus, maka akan naik kelaslah dia dimana pelajaran yang akan ia dapatkan jauh lebih sulit sehingga membutuhkan proses pembelajaran yang lebih keras dan ujian yang lebih berat. Tentu saja, ia telah meninggalkan kelasnya yang lebih rendah. Jika saja tidak ada kenaikan kelas tak akan ada penambahan ilmu untuknya.

Demikian pula dalam kehidupan. Terkdang kita merasa kita terus menerus diuji dengan apa yang sebenarnya paling kita takuti. Kita diuji dengan sesuatu yang paling bisa menjatuhkan kita. Memang seperti itulah hakikatnya ujian, teman. Kalau semua soal ujian bisa anda selesaikan dengan sangat mudah, puaskah anda dengan nilai tinggi yang anda peroleh nanti? Tentu tidak bukan? Semua orang juga akan mendapat nilai yang tinggi jika diberi soal yang mudah. Justru dengan soal yang sulitlah anda akan merasa keberhasilan yang sesungguhnya. Jadi, jika anda merasa ujian diri anda sangat beart, anda bisa memiih untuk bangga sekarang. Sebab, anda tahu bahwa anda adalah orang yang kuat. Semakin sulit persoalan yang anda hadapai, maka semakin tinggi level yang telah anda capai. Jangan sampai merutuk, sebab sangat tidak pantas tentunya anda melakukan itu, padahal rumah anda sedang dibangun di surga sana.

*) Bukan tulisan sendiri

13 February 2009

Ciri2 org yg mencintai kita dgn tulus..

1. Orang yang mencintai kamu tidak pernah bisa memberikan alasan kenapa ia mencintai kamu, yang ia tahu dimatanya hanya ada kamu satu²nya.

2. Orang yang mencintai kamu selalu menerima kamu apa adanya,dimatanya kamu selalu yang tercantik/tertampan walaupun mungkin kamu merasa berat badan kamu sudah berlebihan atau kamu merasa kegemukan .

3. Orang yang mencintai kamu selau ingin tau tentang apa saja yang kamu lalui sepanjang hari ini, ia ingin tau kegiatan kamu.

4. Orang yang mencintai kamu akan mengirimkan sms seperti "slmt pagi"
"slmt hr mggu" "slmt tidur", walaupun kamu tidak membalas pesannya

5. Kalau kamu berulang tahun dan kamu tidak mengundangnya setidaknya ia akan telpon untuk mengucapkan selamat atau mengirim sms.

6. Orang yang mencintai kamu akan selalu mengingat setiap kejadian yang ia lalui bersama kamu, bahkan mungkin kejadian yang kamu sendiri sudah lupa setiap detailnya, karena saat itu adalah sesuatu yang berharga untuknya.

7. Orang yang mencintai kamu selalu mengingat tiap kata2 yang kamu ucapkan bahkan mungkin kata2 yang kamu sendiri lupa pernah
mengatakannya.

8. Orang yang mencintai kamu akan belajar menyukai lagu-lagu kesukaanmu, bahkan mungkin meminjam CD/kaset kamu,karena ia ingin tau kesukaanmu, kesukaanmu kesukaannya juga.

9. Kalau terakhir kali ketemu, kamu sedang sakit flu, terkilir, atau sakit gigi, beberapa hari kemudian ia akan mengirim sms atau menelponmu dan menanyakan keadaanmu.. karena ia mengkhawatirkanmu.

10.Kalau kamu bilang akan menghadapi ujian ia akan menanyakan kapan ujian itu dan saat harinya tiba ia akan mengirimkan sms "good luck" atau menelponmu untuk menyemangati kamu.

11.Orang yang mencintai kamu akan memberikan suatu barang miliknya yang mungkin buat kamu itu ialah sesuatu yang biasa, tapi itu ialah suatu barang yang istimewa buat dia.

12.Orang yang mencintai kamu akan terdiam sesaat,saat sedang berbicara ditelpon dengan kamu, sehingga kamu menjadi binggung saat itu dia merasa sangat gugup karena kamu telah mengguncang dunianya.

13.Orang yang mencintai kamu selalu ingin berada didekatmu dan ingin menghabiskan hari2nya denganmu.

14.Jika suatu saat kamu harus pindah ke kota lain untuk waktu yang lain ia akan memberikan nasehat supaya kamu waspada dengan lingkungan yang bisa membawa pengaruh buruk bagimu.

15.Orang yang mencintai kamu bertindak lebih seperti saudara daripada seperti seorang kekasih.

16.Orang yang mencintai kamu sering melakukan hal2 yang konyol spt menelponmu 100x dalam sehari, atau membangunkanmu ditengah malam karena ia mengirim sms atau menelponmu. karena saat itu ia sedang memikirkan kamu.

17.Orang yang mencintai kamu kadang merindukanmu dan melakukan hal2 yang membuat kamu jengkel atau gila, saat kamu bilang tindakannya membuatmu terganggu ia akan minta maaf dan tak kan melakukannya lg

18.Jika kamu memintanya untuk mengajarimu sesuatu maka ia akan mengajarimu dengan sabar walaupun kamu mungkin orang yang terbodoh di dunia!

19.Kalau kamu melihat handphone-nya maka namamu akan menghiasi sbgn besar "INBOX"nya.Ya ia masih menyimpan pesan dari kamu walaupun pesan itu sudah kamu kirim sejak berbulan2 bahkan bertahun2 yang lalu.

20.Dan jika kamu menghindarinya atau memberi reaksi penolakan, ia akan menyadarinya dan menghilang dari kehidupanmu walaupun hal itu membunuh hatinya. Karena yang ia inginkan hanyalah kebahagiaanmu.

21.Jika suatu saat kamu merindukannya dan ingin memberinya kesempatan ia akan ada disana menunggumu karena ia tak pernah mencari orang lain. Ya............ia selalu menunggumu

20 January 2009

Sjahrir (obituari)


Agustus 6, 2008 oleh syahrir

Sjahrir adalah sebuah pesta. Karena itu ia penuh warna. Dalam pesta, orang bergerak dari satu orang ke orang lain, dari tempat duduk ke lantai dansa, dari satu obrolan ke obrolan lain. Pesta adalah persinggungan dengan pelbagai titik. Mungkin itu sebabnya Sjahrir punya sederet atribut : ekonom, dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), aktivis, pelaku pasar modal, pemimpin partai, penasehat ekonomi Presiden – dan mungkin juga seorang selebritis. Pesta dan titik singgung itu tak lagi disana. Salah satu ekonom terbaik Indonesia itu meninggal dunia dalam usia 63 tahun pada tanggal 28 Juli 2008. Apa yang harus dikenang dari Sjahrir yang lahir di Kudus 24 Februari 1945 ?

Bagi saya, Sjahrir –kawan, kakak dan guru saya– adalah sebuah inspirasi, sebuah kontroversi dan sekaligus sederet pertanyaan. Pertanyaan pertama yang muncul: bagaimana seorang yang menulis disertasi tentang kebutuhan pokok, dapat begitu tangkas bicara membela pasar bebas. Mereka yang terpasung dan menggemari kategorisasi atau kiri atau kanan, atau sosialis atau liberal akan kesulitan untuk menjawabnya.

Jika kita membaca lagi disertasi, yang ditulisnya dibawah bimbingan ekonom terkenal Prof. Peter Timmer, di Harvard University, Sjahrir menulis bahwa yang dibutuhkan untuk membantu rakyat miskin adalah pendekatan pemerintah (perdefinisi kebijakan negara) untuk mempengaruhi alokasi sumber daya melalui pasar atau institusi lain, sehingga dapat terpenuhinya konsumsi minimum dan pelayanan strategis seperti pendidikan dan kesehatan. Disini Sjahrir bicara soal infrastruktur. Ia sudah bicara soal itu di pertengahan tahun 1980 an. Saya kira pengalamannya sebagai aktivis berpengaruh besar dalam disertasi ini. Ia menunjukkan bagaimana tekanan oposisi dan gerakan mahasiswa yang mencapai kulminasi pada peristiwa Malari, tahun 1974 – yang membawanya mendekam di penjara– telah memaksa pemerintah waktu itu untuk mengubah orientasi pembangunan kepada upaya pemenuhan kebutuhan pokok.

Tetapi disisi lain, jika kita membaca uraian-uraiannya di buku “Kebijaksanaan Negara” dan pelbagai media masa dan juga bicaranya di pelbagai seminar, maka Sjahrir, yang menamatkan Sarjana Ekonomi nya dari FEUI, adalah sosok, yang dengan keyakinan seorang Friedmanian, bicara tentang ‘betapa berbahayanya’ distorsi yang diakibatkan oleh intervensi pemerintah dalam pasar. Dengan cepat kita bisa menangkap pelbagai ‘warna’ disini. Jika saja kita bisa mengidentifikasi Sjahrir dalam label “atau neo-klasik atau neo-marxis”, penjelasan tak akan seruwet ini.
Sikap ogah negara sebenarnya bukan hal yang baru. Albert Hirschman dalam bukunya Essay in trespassing : economics to politics and beyond, menulis tentang ‘persekutuan yang aneh’ atau ‘persekutuan yang tak suci’ antara pemikiran ekonomi neo-klasik dan ekonomi neo-marxis. Bagi neo-klasik, negara merintangi kekuatan pasar untuk bekerja, dan bagi neo-marxis negara dianggap sebagai sekutu perusahaan multinasional dan modal lokal atau kaum komprador. Keduanya sangat kritis terhadap peranan negara atau pemerintah. Tapi persoalannya menjadi lain, karena Sjahrir bukan seorang neo-klasik, apalagi seorang neo-marxis. Ia amat pro pasar, tetapi ide ‘kebutuhan pokok’ nya justru melihat perlunya peran negara. Itulah sebabnya Sjahrir tetap ‘tak terjelaskan’.

Satu-satunya penjelasan yang paling dekat kepada kontradiksi ini sebenarnya adalah pemikiran Amartya Sen, pemenang nobel ekonomi 1998. Sen memang memiliki posisi yang sangat unik. Ia mencoba menjembatani peseteruan teoritis antara John Rawls dan Robert Nozick. Sen mengatakan bahwa kemiskinan harus dipandang dalam konsep kapabilitas. Kapabilitas merefleksikan kebebasan yang memungkinkan orang untuk menjalankan pelbagai fungsi dalam hidupnya (functionings). Orang menjadi miskin karena ruang kapabilitas mereka kecil, bukan karena mereka tidak memiliki barang. Dengan kata lain orang menjadi miskin karena mereka tidak bisa melakukan sesuatu, bukan karena mereka tidak memiliki sesuatu. Implikasinya: kesejahteraan tercipta bukan karena barang yang kita miliki, tetapi karena aktifitas yang memungkinkan kita memiliki barang tersebut. Itu sebabnya peran dari kebebasan menjadi begitu penting. Kebebasan adalah syarat utama dari dimungkinkannnya sebuah tindakan untuk memiliki sesuatu. Mungkin itu sebabnya, Sjahrir begitu memuja Sen. Barangkali, sadar atau tak sadar, ia menemukan pembenaran posisinya lewat argumen teoritik yang diajukan oleh Amartya Sen.

Dari Sjahrir lah saya mengenal pemikiran Sen. Saya waktu itu mahasiswanya di kelas Perekonomian Indonesia di FEUI. Bagi banyak mahasiswa, termasuk saya, ia begitu bergelora, begitu mempesona. Kuliahnya mirip orasi dengan retorika yang menyengat. Saya ingat, bagaimana ia mengkritik kebijakan pemerintah soal monpoli cengkeh BPPC –yang menurutnya—menghina otak kita. Bagi mereka yang membutuhkan amunisi untuk gerakan mahasiwa waktu itu, Sjahrir adalah sebuah inspirasi. Setahun kemudian, bersama Mohamad Ikhsan, saya menjadi asistennya di mata kuliah itu. Dari sana diskusi mengenai Sen, kebutuhan pokok dan mekanisme pasar berlanjut. Mengherankan sebenarnya, karena waktu itu saya hanyalah mahasiswa tahun terakhir, yang belum lagi genap menyelesaikan skripsi, sedang Bang Ciil – begitu saya biasa memanggilnya— sudah menjadi salah satu ekonom paling baik di Indonesia. Tak ada jarak, tak soal rentang usia, kita duduk bersama mendiskusikan gagasan dan berdebat. Sjahrir memang tak mengenal senior-junior. Ia memperlakukan orang sebagai teman, karena ia tak pusing dengan struktur hirarki yang memasung. Saya sulit membayangkan, seorang dosen senior, ekonom kelas satu, datang ke rumah menjemput asistennya untuk berangkat ke kampus bersama! Jam 6.30 pagi hari Rabu, Sjahrir dengan tak sabar menunggu didepan rumah saya. Saya sering bangun terlambat dan bergegas lari keluar rumah. Tegurannya khas, tajam –agak tak sabar– tapi bersahabat” Gue heran sama lu De, susah banget bangun pagi! Lu nggak sempet makan kan? Ntar kita cari makan.” Bang Ciil memang pribadi yang hangat, cerdas dan kocak.

Ia tak pernah tersinggung bila dilingkungan terdekatnya di olok-olok soal postur tubuhnya. Seorang teman mengatakan alasan Ciil jarang mengetik dengan komputer adalah karena jarinya lebih besar dari tuts nya. Ia akan tertawa renyah mendengar ini. Saya juga tak akan lupa, ketika peristiwa Semanggi II, bersama beberapa kawan, kita berada di Universitas Atmajaya, kita berlari menghindari peluru karet yang ditembakkan aparat. Sjahrir juga ikut berlari. Didepan, tembok pagar menghadang, Sjahrir diangkat bersama-sama keatas pagar, ia melompat dan jatuh masuk selokan yang kotor!

Sjahrir memang sebuah pesta. Ia penuh warna. Ia punya berbagai atribut. Sjahrir pernah menjadi pelaku pasar modal, ekonom sekaligus juga seorang aktivis. Mungkin hanya Sjahrir sendiri yang bisa menjelaskan tentang posisi ini. Tetapi jika kita ingin melihatnya dalam konteks pemikiran ekonominya, maka disini sebenarnya terlihat kekuatan dan sekaligus kelemahannya. Sebenarnya menjadi ekonom dan sekaligus pelaku pasar modal bukanlah cerita baru. Keynes dan David Richardo adalah seorang ekonom sekaligus pedagang surat berharga. Karena posisi ini pula –lewat Richardo– ekonomi menjadi in dikalangan kaum borjuasi. Bila sebelumya di salon-salon di Inggris dibicarakan tentang drama Shakespeare atau sonata nya Purcell, maka konon karena Richardo kelompok borjuasi bicara tentang penggunaan modal dan pembentukan harga. Sjahrir sendiri pernah memilih untuk mengambil dua posisi sekaligus : pelaku pasar modal dan ekonom. Keunggulannya : ia tentu saja mampu menghubungkan sesuatu yang kerap disebutnya “macro-micro lingkange”. Tetapi harga yang harus dibayarnya adalah kita tak menemukan lagi karya akademis yang ketat, seperti disertasi Ph.D nya.
Ketika krisis ekonomi terjadi, saya kira Sjahrir cukup jujur dengan pelbagai keterbatasan penjelasan ekonomi saat ini. Praktis memang belum ada satu ekonom pun yang dengan sempurna dapat memberikan resep untuk menjawab krisis ekonomi saat itu. Penjelasan yang ada sekarang pun, saya kira bersifat post factum. Ia seolah benar, karena menjelaskan setelah kejadian. Saya kira Sjahrir benar, kita memang butuh ruang untuk kontemplasi.

Minat dan energinya didalam politik amat kental. Ada sebuah tulisannya di Harian Neraca yang kalau tak salah berjudul ‘Yang ada dan yang tiada’, dengan nada getir dan masygul ia menulis – saya kutip dari ingatan—“yang ada kini legalitas dan konstitusi. Yang hilang adalah legitimasi. Yang ada sekarang adalah kabinet reformasi, tapi kita kehilangan pelaksanaan reformasi….” Lalu ia mengatakan: daripada mengutuk kegelapan, lebih baik mulai menyalakan lilin. Mungkin karena itulah ia memutuskan untuk mendirikan Perhimpunan Indonesia Baru yang kemudian membidani lahirnya Partai Perhimpunan Indonesia Baru.
Sjahrir memang sebuah pesta dengan beragam warna, sederet pertanyaan dan sebuah eksplorasi yang tak sudah.
Muhammad Chatib Basri Majalah Tempo, Senin 4 Agustus 2008

15 January 2009

Terimakasih Ayah, Telah Menunjukkan Kepada Saya Betapa Miskinnya Kita


Oleh : Erwin Arianto,SE

Suatu ketika seseorang yang sangat kaya mengajak anaknya mengunjungi sebuah kampung dengan tujuan utama memperlihatkan kepada anaknya betapa orang-orang bisa sangat miskin.Mereka menginap beberapa hari di sebuah daerah pertanian yang sangat miskin. Pada perjalanan pulang, sang Ayah bertanya kepada anaknya. "Bagaimana perjalanan kali ini?" "Wah, sangat luar biasa Ayah" "Kau lihatkan betapa manusia bisa sangat miskin" kata ayahnya. "Oh iya" kata anaknya "Jadi, pelajaran apa yang dapat kamu ambil?" tanya ayahnya.

Kemudian si anak menjawab. "Saya saksikan bahwa : Kita hanya punya satu anjing, mereka punya empat. Kita punya kolam renang yang luasnya sampai ke tengah taman kita dan mereka memiliki telaga yang tidak ada batasnya. Kita mengimpor lentera-lentera di taman kita dan mereka memiliki bintang-bintang pada malam hari.

Kita memiliki patio sampai ke halaman depan, dan mereka memiliki cakrawala secara
utuh. Kita memiliki sebidang tanah untuk tempat tinggal dan mereka memiliki ladang yang melampaui pandangan kita. Kita punya pelayan-pelayan untuk melayani kita, tapi mereka melayani sesamanya. Kita membeli untuk makanan kita, mereka menumbuhkannya sendiri. Kita mempunyai tembok untuk melindungi kekayaan kita dan mereka memiliki sahabat-sahabat untuk saling melindungi." Mendengar hal ini sang Ayah tak dapat berbicara. Kemudian sang anak menambahkan "Terimakasih Ayah, telah menunjukkan kepada
saya betapa miskinnya kita." Betapa seringnya kita melupakan apa yang kita miliki dan terus memikirkan apa yang tidak kita punya. Apa yang dianggap tidak berharga oleh seseorang ternyata merupakan dambaan bagi orang lain.

Semua ini berdasarkan kepada cara pandang seseorang. Membuat kita bertanya apakah yang akan terjadi jika kita semua bersyukur kepada Tuhan sebagai rasa terima kasih kita atas semua yang telah disediakan untuk kita daripada kita terus menerus khawatir untukmeminta lebih.

Best Regard

10 January 2009

Berteman dengan Kekurangan, Membangun Kepercayaan Diri

By Andrew Ho
Setiap manusia mempunyai kekurangan sekaligus bakat, kemampuan dan keunikan tersendiri. Sayangnya, tak cukup banyak orang mempunyai kepercayaan diri dan hidup bahagia. Bagi saya, liputan seputar pesta pembukaan Paralympic ke 13 di Beijing-Cina bulan Agustus 2008 lalu memberi pelajaran berharga tentang bagaimana berteman dengan kekurangan dan pentingnya kepercayaan diri untuk meraih kebahagiaan. Pembukaan acara tersebut diawali oleh aksi Hou Bin, yaitu seorang pemegang 3 medali emas lompat tinggi paralympic. Semula ia duduk di kursi rodanya. Dengan penuh percaya diri ia menarik tambang hingga posisi tubuhnya sedikit demi sedikit terangkat.

Sekali waktu ia mencoba istirahat. Sementara itu tepukan dan teriakan penonton semakin membahana untuk memberinya semangat. Perjuangan yang tak kenal lelah membuatnya sampai di ketinggian 40 meter dan berhasil menjalankan misinya menyalakan obor pembukaan Paralympic ke 13 Beijing 2008. Sesudahnya acara diisi dengan tarian para penari tuna runggu. Diantara mereka ada seorang gadis kecil berusia 11 tahun. Li Yue, kakinya cacat tertimpa reruntuhan bangunan akibat gempa bumi di propinsi Sichuan 12 Mei 2008, menari dengan penuh semangat dan senyum yang terkembang indah.
Sekalipun hanya duduk di kursi roda, ia mencoba mengikuti alunan musik dengan tariannya. Li Yue kemudian berkata, ”Gempa bumi bisa menghancurkan tubuh badan saya, tapi ia tidak bisa membinasakan impianku. Saya akan terus menjadi seorang manusia yang penuh semangat juang!” Ucapan gadis kecil itu secara eksplisit menggambarkan rasa percaya diri yang luar biasa. Ade Adepitan, seorang atlit paralympic asal Inggris, mengakui dirinya tak mudah mengagumi prestasi orang lain. Tetapi pada kesempatan tersebut dengan terbuka ia menyatakan bahwa hatinya begitu tersentuh oleh semangat Li Yue. “This is more than just sports. It’s about life, hope and not giving up. – Ini bukan sekedar olah raga. Ini tentang kehidupan, harapan dan tidak menyerah,” katanya.

Semua media yang meliput acara tersebut melontarkan pujian pada semangat kepada 4.200 atlet peserta olimpiade paralympic, karena cacat sama sekali tidak mengurangi kepercayaan diri mereka untuk menggali hal yang terbaik di dalam diri mereka sendiri. Mereka menularkan semangat kepada dunia untuk bangkit, melawan keterbatasan, dan berprestasi. Seorang pembawa acara dari sebuah stasiun televisi Perancis berkomentar, ”Inilah hadiah terindah dari China untuk dunia.”
Dari momen tersebut saya dapat merasakan bahwa penerimaan terhadap kekurangan dan kepercayaan diri mereka sangat penting untuk mencapai prestasi demi prestasi dan hidup lebih bahagia. Bagaimana dengan kita? Sebenarnya kita juga mempunyai kemampuan untuk menerima kekurangan diri kita sendiri dan memiliki kepercayaan diri. Tetapi seiring waktu berlalu dan beberapa hal, maka penerimaan dan rasa percaya diri itu mulai berkurang. Beberapa hal berikut ini mungkin dapat membantu Anda untuk berteman dengan kekurangan dan membangun kepercayaan diri.

Pertama, definisikan arti kesuksesan menurut versi Anda sendiri. Sebab rasa percaya diri berkaitan erat dengan konsep tentang arti kesuksesan. Konsep yang jelas tentang arti kesuksesan akan membantu Anda menemukan gambaran tentang beberapa hal yang Anda butuhkan atau langkah-langkah yang harus Anda lakukan. Selanjutnya biasakan untuk selalu berpikir positif akan segala kelebihan dan kekurangan yang Anda miliki. Semakin positif yang Anda pikirkan, semakin positif pula hasil yang akan Anda dapatkan. Tidak ada yang lebih kuat dan kreatif dibandingkan dengan pikiran Anda.
Kemudian, milikilah visi, karena visi dapat meningkatkan energi dan semangat. Semakin besar energi dan semangat yang Anda miliki, semakin mudah meningkatkan rasa percaya diri dan kecintaan terhadap diri Anda. Umumnya orang-orang yang mencintai diri mereka selalu mempunyai visi dan tertantang untuk meningkatkan visi mereka. Milikilah rasa syukur kepada Tuhan YME, bahwa Tuhan YME menciptakan segala sesuatu yang terbaik untuk setiap manusia dengan segala kekurangan dan kelebihan yang ia miliki. Jangan mengeluh, karena hidup adalah hadiah terindah dari Tuhan YME. Dengan demikian Anda akan dapat menerima kekurangan, dan merasa nyaman dengan diri Anda dengan segala keunikan yang tidak dimiliki orang lain.

Menerima kekurangan dan meningkatkan kepercayaan diri sangat bermanfaat untuk meningkatkan 4 hal, yaitu vitalitas, semangat, energi, dan kegigihan. Empat hal tersebut sangat kita perlukan untuk melakukan hal-hal positif untuk diri sendiri maupun orang lain. Jadi jangan pernah mengabaikan diri sendiri, karena bagaimanapun juga masing-masing diantara kita berhak hidup senang dan bahagia.

08 January 2009

Terbitnya Matahari Pencerahan

Oleh Gede Prama

Seorang sahabat yang kerap disebut-sebut di dunia sufi adalah Nasrudin. Bagi sebagian orang, Nasrudin adalah simbolik dari hal-hal lucu, menghibur. Bagi sebagian yang lain, Nasrudin adalah simbol hidup yang jenius. Karena dari dia sering lahir kearifan kehidupan mengagumkan.

Suatu hari, Nasrudin lari terbirit-birit menemui gurunya. Begitu berjumpa, tanpa permisi ia langsung minta tolong: ‘Tolong guru rumah saya jadi neraka. Ada istri cerewet, mertua yang banyak maunya, putera-puteri beserta sepupu-sepupu mereka yang ribut lari ke sana ke mari. Apa pun yang guru sarankan akan saya lakukan, asal nerakanya hilang surganya datang’.

Yakin Nasrudin akan memenuhi janji, gurunya pun bertanya: ‘Apakah kamu punya binatang peliharaan?’. Dengan gesit Nasrudin menyebut ada empat angsa, enam ayam, tujuh kambing, delapan kelinci, serta sejumlah burung. Karena itu, sang guru menyuruh Nasrudin memasukkan semua binatang peliharaan ke dalam rumah, semua manusia juga harus ada di dalam, kemudian tutup pintu dan jendela rapat-rapat. Selama sebelas hari tidak boleh ada satu pun manusia atau binatang yang keluar dari rumah.
‘Tapi, tapi….’, sahut Nasrudin dengan nada gugup. Dengan sigap gurunya menjawab: ‘Jangan lupa kamu sudah janji!’. Dan terpaksalah Nasrudin kembali ke rumah melaksanakan perintah gurunya.

Sebelas hari kemudian, Nasrudin datang dengan langkah yang jauh lebih kacau dari sebelumnya. ‘Toloong guru, tolong, jangankan manusia, bahkan kambing pun sudah mau gila sebelas hari di dalam rumah’. Dengan tersenyum bijaksana gurunya berucap: ‘Sekarang keluarkan semua binatang, bergotong royong penuh gembiralah, bersihkan rumah’. Dan beberapa waktu kemudian, Nasrudin mendatangi rumah gurunya dengan wajah ceria: ‘Terimakasih guru, rumahnya sudah jadi surga!’.

Inilah cerita manusia dari dulu hingga sekarang. Banyak rumah kehidupan yang berubah jadi neraka karena saling benci dan saling memarahi. Tatkala ia diakhiri, rumah dengan manusia dan binatang yang sama pun jadi surga. Dan ternyata menemukan surga hanya persoalan memilih pembanding yang tepat. Bila pembandingnya tepat (dalam kisah Nasrudin pembandingnya rumahnya yang penuh binatang), surga terbuka. Jika pembandingnya selalu yang serba lebih (lebih kaya, lebih cantik, lebih terkenal, lebih bijaksana) maka surga pun tidak pernah terbuka. Akhirnya, hidup ternyata persoalan sikap. Surga maupun neraka ternyata hasil ikutan dari sikap. Bila sikapnya keluhan dan kekurangan maka neraka yang terlihat. Jika sikapnya bersabar dan bersyukur maka surga yang tampak.

Matahari pencerahan
Mungkin karena hidup persoalan sikap inilah, kemudian sejumlah guru menyempurnakan hidup dengan sikap penuh keindahan. Awalnya memang terpaksa. Apa indahnya dihina dan dicerca? Di mana letak keindahan bencana? Seperti menggosok gigi, awalnya memang terpaksa. Namun, begitu melihat gigi putih, sehat, baru menggosok gigi menjadi kebiasaan yang membadan. Keindahan juga serupa.

Chogyal Namkhai Norbu (Dzogchen: The self perfected state) adalah salah satu contoh guru yang sudah sampai di dunia keindahan. Menurut guru asli Tibet ini, tidak ada yang perlu dirubah, tidak juga memerlukan pelepasan. Tugas murid Dzogchen hanya satu: melihat! Persisnya, melihat dengan kesadaran, bukan melihat dengan pengetahuan. Kebahagiaan datang, lihatlah. Kesedihan berkunjung, lihatlah. Kesuksesan menjelang, lihatlah. Kegagalan bertamu, lihatlah. Dan siapa saja yang tekun berlatih melihat, suatu hari akan mengalami hidup diterangi cahaya kesadaran. Deepak Chopra (How to know God: The soul’s journey into the mystery of mysteries), bahkan menulis: ‘the only clear path to God is a path of constant awareness’. Kesadaran adalah jalan terang menuju Tuhan.

Lex Hixon (Coming home: the experience of enlightenment in sacred traditions), adalah contoh guru lain yang juga menemukan keindahan. Kebanyakan orang mudah tergoda, begitu bercerita tradisi sendiri maka ceritanya jadi indah berlebihan. Begitu bercerita tradisi orang lain, cerita pun jadi miring berlebihan. Hixon bercerita sama indahnya baik ketika bercerita soal Heidegger, Krishnamurti, Ramakrishna, Ramana Maharshi, Zen, I Ching, advaita vedanta, sampai dengan guru sufi Bawa Muhaiyaddeen.

Seperti semua sungai yang mengalir ke samudera. Sebelum sampai di samudera, sungai-sungai berbeda. Namun begitu sampai, semuanya berwajah sama: warnanya biru, bergelombang, rasanya asin, begitu ombak menyentuh pantai ia berwarna putih. Sulit untuk menyebutkan bahwa agama-agama dunia sama, sama sulitnya dengan memaksakan semua sungai harus sama. Namun, begitu tercerahkan (Hixon menyebutnya coming home), ada hal yang sama: keindahan! Meminjam pengalaman pencerahan Zen, Hixon menulis: ‘enlightenment is simply the blue lake and the green mountain’. Pencerahan sesederhana danau biru dan bukit hijau. Sederhana, murah, meriah, indah!
Cerita yang sama juga ditemukan Stephen Mitchell (The enlightened heart: an anthology of sacred poetry). Kendati bercerita dalam spektrum tradisi yang demikian luas (dari Upanishad, Lao-tzu, Izumi Shikibu, Santo Franciscus, Rumi, Kabir, William Shakespeare, Bibi Hayati sampai dengan Robinson Jeffers), semua terangkum ke dalam sebuah cerita dari keindahan untuk keindahan.

Ini sebabnya, setiap kali murid-murid kritis, skeptis, apatis sampai dengan yang suka menyerang orang lain, bertemu guru-guru tercerahkan, mereka senantiasa dinasehati untuk melanjutkan pertumbuhan, melanjutkan perjalanan. Seperti air sungai yang sedang mengalir, teruslah mengalir, temukan samudera yang berwajah, bergelombang, berasa, berwarna sama.

Seperti para pendaki ke puncak gunung di pagi hari. Ketika ditanya matahari terbit di sebelah mana, yang mendaki dari barat menyebut di depan. Pendaki dari timur menyebut di belakang. Keduanya memiliki jawaban bertentangan. Namun begitu sampai di puncak, mereka akan tertawa dengan pertentangan yang pernah dialami. Dalam tawa penuh persahabatan inilah terlihat keindahan yang menawan. Dan hidup pun memasuki wilayah dari keindahan untuk keindahan. Dalam bahasa Lex Hixon: ‘once enlightenment has dawned, we are at home every where’.

Agama Saya Cinta

Oleh : Gde Prama

Paradoks, itulah judul yang diberikan terhadap kecenderungan kekinian dalam kehidupan. John Naisbitt adalah salah satu tokoh yang berkontribusi besar terhadap populernya terminologi paradoks.

Fundamental dalam pikiran orang- orang seperti Naisbitt, bila ada kecenderungan yang keluar dari rel akal sehat, dengan mudah masuk ke kotak paradoks. Sebagian dari manusia yang memberi judul paradoks kemudian kecewa, sebagian lagi malah bertumbuh justru karena paradoks. Tulisan ini berharap, mudah-mudahan lebih banyak sahabat yang dibuat bertumbuh oleh paradoks-paradoks berikut. Tidak menjadi niat tulisan ini agar paradoks-paradoks berikut menjadi awal permusuhan dan kecurigaan baru.
Sebagian paradoks yang layak dicermati adalah apa yang terjadi di Bali, India, Tibet, sampai Timur Tengah. Bali, sebagaimana dikomunikasikan dalam waktu lama oleh industri pariwisata, adalah pulau kedamaian. Namun, di sini juga ribuan manusia dibantai karena judul komunis di tahun 1965. Di sini juga dua bom teroris meraung-raung memakan banyak jiwa manusia. Di sini juga sebuah kota terbakar karena calon presiden yang didukung tidak terpilih di tahun 1999. Di Bali juga terjadi orang yang sudah meninggal pun masih dihalangi agar pulang secara damai.

India juga serupa. Di sini lahir dua agama dunia (Hindu dan Buddha), di sini juga terlahir tokoh-tokoh spiritual yang besar dan mengagumkan, dari Mahatma Gandhi, Ramakrishna, Svami Vivekananda, 0sho, Ramana Maharsi, sampai Buddha Gautama, Atisha, dan Acharya Shantidewa. Namun, di sini juga kebencian memacu permusuhan terus-menerus sehingga sahabat Hindu dengan sahabat Islam belum mengakhiri secara tuntas permusuhannya. Persoalan perbatasan masih memanas. Sejumlah tempat ibadah masih dijaga aparat.

Tibet adalah atap dunia. Seperti kepalanya Bumi. Dengan demikian, mudah dimengerti di sini lahir banyak sastra kehidupan yang mengagumkan (salah satu contohnya The Tibetian Book of the Dead). Namun, di sini juga kesedihan berumur teramat panjang. Dari pemimpinnya Dalai Lama sudah di pengasingan selama puluhan tahun, nasib rakyat Tibet yang penuh dengan tangisan. Dan belum ada tanda-tanda kuat kalau negeri suci ini akan mengalami perubahan.

Timur Tengah juga serupa. Di sini dua agama dunia (Islam dan Nasrani) pernah lahir. Namun, di sini juga mesin-mesin senjata meraung-raung terus memakan korban-korban manusia tidak berdaya. Israel dan Palestina belum menunjukkan tanda-tanda berdamai dalam jangka panjang. Belakangan malah semakin menyedihkan.
Dengan demikian, dalam totalitas, mudah dimengerti kalau Naisbitt pernah membaca sebuah kecenderungan mendunia: ’religion no, spirituality yes’. Agama tidak, spiritualitas ya. Ini mirip dengan pengalaman seorang remaja Indonesia yang pernah kuliah di Melbourne, Australia. Suatu kali dalam kelas yang besar jumlah mahasiswanya, dosennya bertanya: any one of you who have religion? Siapakah yang memiliki agama di kelas ini? Dan yang menaikkan tangan hanya segelintir orang. Namun, mahasiswa yang tidak menaikkan tangannya kalau meminjam pensil tidak lupa mengembalikan. Bila bertemu ibu-ibu dosen membawa beban buku agak berat, mereka cepat memberikan pertolongan. Bila antre di mana pun sangat disiplin. Tatkala bertemu sahabat lain tersenyum sambil mengucapkan selamat pagi. Bila ada teman dalam kesulitan, refleknya bekerja amat cepat untuk membantu. Bila masuk pintu lift atau pintu kereta api mendahulukan orang tua.

Karena itu, menimbulkan pertanyaan, apa agama orang-orang ini? Mirip dengan sejumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Bali. Ketika ditanya apakah Anda Nasrani, ia hanya menjawab dengan senyuman tidak bersuara. Namun, sopannya, ya ampun. Masuk rumah mengetuk pintu, lupa dipersilakan duduk, kemudian bertanya: boleh saya duduk? Bila tidak sependapat, memulai dengan kata ’maafkan kalau saya tidak sependapat’. Dan sejumlah sopan santun yang menyentuh hati.

Ini juga yang membuat sejumlah sahabat di dunia spiritual mulai bergeser: dari pengetahuan spiritual menuju pencapaian spiritual. Belajar dari Buddha lengkap dengan welas asihnya tentu baik. Membaca puisi-puisi sufi yang bertema cinta dan hanya cinta tentu berguna. Kagum dengan doa Santo Fransiscus dari Asisi tentu bermakna. Jatuh cinta sama Bhagawad Gita tentu sebuah pertumbuhan jiwa. Mendalami kebijaksanaan-kebijaksanaan Confucius tentu saja bermanfaat. Namun, mengaktualisasikannya ke dalam pencapaian spiritual keseharian tentu memerlukan upaya yang jauh lebih keras lagi.

Banyak guru yang sepakat, jembatan terpenting yang menghubungkan antara pengetahuan spiritual dan pencapaian spiritual adalah latihan. Seperti menemukan keseimbangan bersepeda, hanya latihan yang paling banyak membantu. Dan waktu serta tempatnya tersedia di mana-mana secara berlimpah. Di rumah, tempat kerja, sekolah, jalan raya, tempat ibadah, sampai lapangan sepak bola, semuanya bisa menjadi tempat-tempat menemukan pencapaian spiritual. Seperti kalimat indah Kahlil Gibran: ’keseharian kita adalah tempat ibadah kita yang sebenarnya’.

Menyayangi istri/suami, mendidik putra/putri, mencintai orangtua, menghormati tetangga, menghargai pendapat atau sikap yang berbeda, menghormati atasan, menghargai jasa pemerintah, berterima kasih kepada tukang sapu atau pembantu, dan bila mampu mencintai musuh ada- lah rangkaian pencapaian spiritual keseharian yang mengagumkan. Pengetahuan spiritual memang kaya kata-kata. Namun, pencapaian spiritual kaya akan pelaksanaan.

Kagum dengan pencapaian spiritual Dalai Lama, Richard Gere pernah bertanya kepada pemimpin spiritual Tibet ini tentang agama yang sebenarnya dianut Dalai Lama dalam keseharian. Dengan senyuman penuh di muka, Dalai Lama menjawab: agama saya yang sebenarnya adalah kebaikan. Ini mirip dengan cerita tentang mahasiswa Melbourne di depan yang tidak menaikkan tangan ketika ditanya punya agama atau tidak. Namun, dalam kesehariannya mereka rajin membantu, sekaligus jarang menyakiti. Sebagian dari orang-orang ini sambil bergumam mengatakan: ’agama saya Cinta’.

Gede Prama Penulis 22 Buku; Bekerja di Jakarta; Tinggal di Desa Tajun, Bali Utara