11 March 2009

Ujian Anda adalah pada Titik Mana Anda Lemah

Hidup adalah serangkaian ujian. Barang siapa memutuskan untuk melajutkan hidup itu artinya ia telah memutuskan untuk menempuh ujiannya. Ujian hidup layaknya angin, dan kita adalah pohon. Semakin tinggi sebatang pohon maka akan semakin kencanglah angin yang meniupnya. Soal-soal dalam ujian hidup adalah layaknya sebuah test terkomputerisasi yang akan secara otomatis menaikkan tigkat kesulitan soal setiap kali anda berhasil menyelesaikan satu soal dengan benar. Begitulah, hidup adalah ujian tanpa henti. Semakin bagus kualitas anda, maka akan semakin berat ujian yang akan anda hadapi.


Hidup adalah serangkaian ujian. Barang siapa memutuskan untuk melajutkan hidup itu artinya ia telah memutuskan untuk menempuh ujiannya. Ujian hidup layaknya angin, dan kita adalah pohon. Semakin tinggi sebatang pohon maka akan semakin kencanglah angin yang meniupnya. Soal-soal dalam ujian hidup adalah layaknya sebuah test terkomputerisasi yang akan secara otomatis menaikkan tigkat kesulitan soal setiap kali anda berhasil menyelesaikan satu soal dengan benar. Begitulah, hidup adalah ujian tanpa henti. Semakin bagus kualitas anda, maka akan semakin berat ujian yang akan anda hadapi.

Seperti layaknya ujian atau test-test yang pernah anda ikuti, ujian hidup juga merupakan suatu upaya untuk mengetahui level atau kualitas seseorang. Serangkain ujian sepanjang hayat yang kita tempuh di dunia ini tidak lain merupakan suatu upaya untuk menentukan posisi kita kelak di akhirat. Untuk alasan itulah Allah menciptakan surga dengan berbagai tingkatannya sendiri-sendiri. Dan sangat tidak adil rasanya jika surga itu sama dan tidak ada tingkatan-tingkatannya. Dengan sangat terencana Allah telah memberi peluang kepada setiap orang untuk bisa memasuki semua tipe surga yang ada. Siapa pun dia, tidak peduli status sosial apapun, dia bisa mendapatkan surga apa pun yang diinginkannya.

Menghadapi ujian hidup yang berat terkadang manusia merasa bahwa sangat banyak terjadi ketidakadilan yang dilakukan oleh Tuhan dalam menguji mahluknya. Terkadang kita melihat seseorang diuji dengan suatu ujian yang sangat hebat. Penderitaan yang mungkin hanya dia saja yang mampu bertahan didalamnya. Mungkin saja anda merasa ujian untuk anda terlalu berat, sementara ada orang lain yang seperti tidak pernah benar-benar diuji oleh Tuhan. Mungkin anda diuji dengan kemiskinan, kehidupan yang sulit, kehilangan-kehilangan orang yang dicintai, dan sebagainya. Ujian anda silih berganti tanpa henti-henti. Sementara anda melihat ada orang lain yang kehidupannya kelihatannya mulus-mulus saja. dilahirkan dalam keluarga yang sejahtera, hidup dalam kecukupan, berhasil meraih capaian-capaian hidup dengan mudah. Pendeknya ia tidak merasakan penderitaan seperti yang anda rasakan. Lalu anda bertanya, dimana letak keadilan Tuhan itu.

Ayolah, anda bisa melihat dari sisi yang lain. Perhatikan bahwa anda adalah orang yang diistimewakan oleh Tuhan. Dia tahu bahwa anda adalah orang yang sangat kuat. Bukankah Allah menguji sseseorang tidak diluar kemampuannya? Dan… bang! Anda bisa bangga sekarang, ternyata anda baru menyadari bahwa anda adalah orang yang kuat. Bayangkan jika ujian yang dipaketkan untuk anda tiba-tiba dialihkan kepada orang yang anda cemburui tersebut. sampai titik mana dia akan bertahan untuk tidak gila atau bunuh diri? Tapi anda bisa bertahan menghadapinya bukan?

Sadarilah benar-benar bahwa Allah menguji sesuai kemampuan ummatnya. Dan untuk memberi efek ujian yang sama tidak mesti dengan porsi ujian yang sama pula. Renungkan, seorang anak yang berasal dari keluarga berada dan berkecukupan yang selalu terbiasa mendapatkan segala sesuatunya dengan mudah, ia akan merasa sangat susah dan terpukul ketika menghadapi situasi yang mungkin bagi anda adalah makanan sehari-hari. Coba saja, dengan memberinya ujian hidup semisal kehilangan seorang teman baiknya saja sudah akan membuat ia sedih dan susah berkepanjangan. Sedangkan, untuk membuat anda sedih dan susah berkepanjangan dibutuhkan kehilangan yang lebih besar lagi. Misalnya kehilangan anggota keluarga. Karena Allah tahu anda orang yang kuat dan dia orang yang lemah. Untuk memberi efek yang sama, sekali lagi tidak mesti diperlukan porsi ujian yang sama pula.

Satu hal yang harus kita ingat dan sadari benar-benar, adalah bahwa Tuhan akan menguji kita tepat di titik dimana kita lemah. Ya, tentu saja begitu. Karena begitulah hakikatnya ujian. Alangkah tidak validnya suatu test jika soal yang diberikan adalah soal-soal yang sudah pasti bisa dijawab dengan benar. Dalam sekolah kehidupan, seorang pelajarnya sedang dipersiapkan untuk menguasai semua mata pelajaran dengan baik. Jika ia sudah menguasai pelajaran matematika dengan baik, maka ia tidak perlu digenjot lagi dalam mata pelajaran tersebut. sementara mata pelajaran lain yang ia belum lulus test, maka pembelajaran akan lebih diperbanyak di sana. Terus-menerus diberi pembelajaran dan diuji sampai ia berhasil lulus. Kalau sudah lulus, maka akan naik kelaslah dia dimana pelajaran yang akan ia dapatkan jauh lebih sulit sehingga membutuhkan proses pembelajaran yang lebih keras dan ujian yang lebih berat. Tentu saja, ia telah meninggalkan kelasnya yang lebih rendah. Jika saja tidak ada kenaikan kelas tak akan ada penambahan ilmu untuknya.

Demikian pula dalam kehidupan. Terkdang kita merasa kita terus menerus diuji dengan apa yang sebenarnya paling kita takuti. Kita diuji dengan sesuatu yang paling bisa menjatuhkan kita. Memang seperti itulah hakikatnya ujian, teman. Kalau semua soal ujian bisa anda selesaikan dengan sangat mudah, puaskah anda dengan nilai tinggi yang anda peroleh nanti? Tentu tidak bukan? Semua orang juga akan mendapat nilai yang tinggi jika diberi soal yang mudah. Justru dengan soal yang sulitlah anda akan merasa keberhasilan yang sesungguhnya. Jadi, jika anda merasa ujian diri anda sangat beart, anda bisa memiih untuk bangga sekarang. Sebab, anda tahu bahwa anda adalah orang yang kuat. Semakin sulit persoalan yang anda hadapai, maka semakin tinggi level yang telah anda capai. Jangan sampai merutuk, sebab sangat tidak pantas tentunya anda melakukan itu, padahal rumah anda sedang dibangun di surga sana.

*) Bukan tulisan sendiri